Rombongan Pejabat Australia Temui Jokowi Bahas Investasi

Rombongan Pejabat Australia Temui Jokowi Bahas Investasi

Rombongan Pejabat : Rombongan pejabat Australia akan melakukan perjalanan ke Indonesia untuk Pertemuan Pemimpin Tahunan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta.

Adapun sejumlah pajabat tersebut adalah Perdana Menteri Anthony Albanese, Menteri Luar Negeri Senator Penny Wong, Menteri Perdagangan Senator Don Farrell, Menteri Perindustrian Ed Husic, dan Anggota Solomon Luke Gosling OAM.

Delegasi tingkat tinggi pemimpin bisnis Australia akan turut bergabung dalam kunjungan ini. Rombongan berangkat dari Australia pada Minggu (5/6) dan kembali pada Selasa (7/6).

Dalam kunjungan ini, kedua belah pihak juga membuka potensi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Australia, termasuk untuk meneruskan dana infrastruktur dan iklim yang diusulkan pemerintah sebesar 200 juta dolar Australia dengan Indonesia.

“Selama kunjungan ini, saya berharap dapat membangun hubungan kita lebih jauh, termasuk merevitalisasi hubungan perdagangan kita dan mempromosikan kerjasama di bidang iklim, infrastruktur dan energi,” imbuh Albanese.

Sementara itu, Penny Wong mengatakan pemerintah Australia serius terhadap keterlibatan negaranya di Asia Tenggara. Kunjungan ini juga menunjukkan betapa pentingnya kemitraan Negeri Kangguru dengan Indonesia.

“Kita memiliki minat yang sama dalam mempromosikan kehidupan yang lebih sejahtera, stabil, dan wilayah yang aman, di mana kedaulatan dihormati,” ungkapnya.

Di Jakarta, Perdana Menteri Australia juga akan bertemu dengan Sekretaris-Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi untuk membahas komitmen Pemerintah terhadap Asia Tenggara dan sentralitas ASEAN.
Dalam rapat pimpinan tahunan itu, Albanese dan Jokowi akan membahas perdagangan dan investasi bilateral, kerja sama di bidang iklim dan energi, serta kepentingan regional dan global.

“Kedua negara kita memiliki sejarah panjang kerja sama dan persahabatan, dan Pemerintahan saya akan bekerja sama dengan Indonesia untuk memperdalam hal ini,” kata Albanese melalui pernyataan resmi seperti dikutip pada Senin (6/6).

Elon Musk Akan PHK 10 Ribu Karyawan Tesla Imbas Ekonomi Lesu
Pendiri Tesla Elon Musk berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10 ribu karyawannya. Alasannya, kondisi ekonomi yang semakin memburuk.

Dilansir dari CNN Business, Senin (6/6), Musk secara terang-terangan mengatakan ingin memangkas 10 persen dari pekerja Tesla. Hal ini ia ungkapkan lewat email kepada jajaran eksekutif yang dilihat oleh Reuters.

Berdasarkan laporan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), pada akhir 2021 lalu, Tesla mempekerjakan sekitar 100 ribu karyawan di berbagai cabang perusahaan yang terletak di seluruh dunia.

Sebelum pengumuman, Musk sempat mengisyaratkan perusahaan berhenti merekrut pekerja di seluruh dunia. Padahal, Tesla memiliki sekitar 5.000 lowongan pekerjaan di LinkedIn, mulai dari penjual mobil di Tokyo hingga ilmuwan pembelajaran mendalam di Palo Alto.
Sentimennya pun mencerminkan prediksi yang dibuat oleh analis kelas kakap, seperti CEO JPMorgan Chase (JPM) Jamie Dimon dan Presiden Goldman Sachs (GS) John Waldron. “(Sebuah) badai ada di luar sana, tepat di depan kita,” kata Dimon minggu ini.

Inflasi di Amerika Serikat saat ini berada pada level tertinggi dalam 40 tahun terakhir dan telah mengakibatkan lonjakan biaya hidup di AS. Sementara itu, bank sentral AS alias The Fed masih berupaya meredam permintaan untuk menekan inflasi agar tidak terjadi resesi.

Sebelumnya, Musk memerintahkan karyawannya untuk resign atau berhenti kerja di perusahaannya jika tidak mau bekerja dari kantor.

Ia meminta karyawannya untuk tidak lagi bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH). Perintah Elon Musk tertulis jelas dalam email internal yang dikirimnya kepada staf eksekutif Tesla.

Menurut Musk, pegawai wajib bekerja dari kantor bukan dari tempat yang tidak ada hubungannya dengan tugas wajibnya sebagai karyawan Tesla. Hal itu dilakukan supaya interaksi antar karyawan bisa terjalin secara teratur.

Keputusan ini berangkat dari kekhawatiran Musk terhadap perkembangan ekonomi AS yang dinilainya semakin parah. Meski demikian, permintaan terhadap mobil Tesla dan kendaraan listrik lainnya masih berdiri kokoh di tengah kondisi tersebut.

Namun, Tesla sedang kesulitan membangkitkan kembali produksi di pabrik Shanghai setelah penguncian wilayah karena covid-19 memaksa pemadaman listrik yang mahal di pabrik.

Pernyataan Musk mengenai potensi terjadinya resesi dan dampaknya pada pembuat otomotif memiliki efek yang cukup besar pada kalangan industri otomotif.

Open chat
1
ADMIN AKD WEBS
Jual Domain Aged Murah..
BandPaid.com
EmptyCars.com
EveSolution.com
ScentCentre.com
IterDesign.com
CarsToSale.com
OpticFair.com
ApaStyles.com
AsaClick.com
CarWalker.com
RaTechno.com
eterniel.com
htsla.com



Jika berminat silakan kirim Pesan
Terima kasih
Salam,
AKD SEO WEBS