Nyaris Bangkrut : Kedai laksa ini sempat viral hingga jualannya laris manis dalam waktu 3 jam. Sayangnya kerugian besar membuat kedai yang baru empat bulan ini terpaksa tutup.
Akhir-akhir ini banyak sekali bisnis makanan yang menjadi populer setelah melakukan promosi di media sosial. Jangkauan massa yang masif membuat para pebisnis begitu mudah untuk memasarkan produk mereka.
Nyaris Bangkrut Terutama para pebisnis muda yang begitu aktif mengelola media sosialnya cukup mudah untuk meraih kesuksesan. Tidak sedikit bisnis kuliner yang berhasil viral dan diantre banyak pelanggan setelah melakukan promosi secara online.
Tetapi tantangan selanjutnya adalah melawan pandemi yang masih belum berakhir juga. Peraturan yang masih berubah-ubah membuat para pebisnis kuliner harus terus menyesuaikan dengan kondisi terpanas.
Mengutip 8 Days (4/7) sebuah kedai laksa bernama 543 Laksa menjadi salah satu makanan kaki lima yang viral pada bulan April 2022 lalu. Kedai ini diantre oleh puluhan pelanggan hingga begitu panjang.
Bahkan pemiliknya Thian Le Yong mengaku laksanya bisa ludes sebanyak 75 porsi hanya dalam waktu kurang dari tiga jam. Kedai laksa yang berada di kawasan Bukit Panjang, Singapura ini membuat Thian begitu terharu dengan kesuksesannya.
“Aku sempat sedikit menangis ketika bisnisku berjalan dengan sangat baik. Aku merasa senang dan terharu,” kata Thian.
Laksa buatan pemuda berusia 29 tahun ini bahkan sempat dicicipi langsung oleh Vivian Balakrishnan selaku Menteri Luar Negeri Singapura. Tetapi ketika pada bulan Juni lalu saat wisata mulai dibuka, Thian justru mengalami kerugian yang drastis.
Laksa buatannya seketika langsung kehilangan pembeli begitu saja. Semakin hari Thian merasakan kerugian yang tidak sedikit terjadi pada kedainya bahkan kini telah menyentuh 50%.
“Kini kedaiku berakhir hanya banyak memasak saja tetapi tidak menjual satu porsi pun. Ini membuatku frustasi karena tidak ada orang yang datang untuk makan di kedaiku,” ungkap Thian.
Thian bahkan mengambil pekerjaan paruh waktu menjadi pekerja di sebuah bistro-bar. Hal ini dilakukan untuk membantu mengembalikan keuangannya yang hampir habis karena kerugian kedai laksa miliknya.
Thian sebenarnya mengaku merasa berat untuk menutup kedai laksa miliknya tetapi jika diteruskan ia akan lebih merugi karena harus membeli bahan-bahan dan membayar uang sewa yang tinggi. Bagaimana pun Thian masih berharap suatu saat nanti kedai laksanya bisa kembali beroperasi suatu hari nanti.