Mau Sukses Bisnis Startup?: Setiap perusahaan harus memiliki kultur yang menjadi panduan untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Kultur juga menjadi identitas perusahaan. Dalam workshop yang diikuti top leader startup 20 inovator Pahlawan Digital UMKM 2022, Culture & Engagement Lead Tokopedia Enola Rossemerry mengatakan, kultur perusahaan merupakan cara atau perilaku karyawan untuk mencapai visi-misi yang telah ditetapkan.
Menurut Enola, kultur sebaiknya dibangun sedini mungkin. Dengan demikian, startup diharapkan sudah memiliki kultur sejak perusahaan berdiri dan kultur itu sudah dijalankan oleh orang-orang di dalam perusahaan. Start dari sekarang. Ketika kita tidak sadar bisnis kita sudah besar, semakin susah mulainya. Katakanlah di awal ada 10 orang, mengajak 10 orang (menjalankan kultur) lebih mudah daripada 100 orang.
Sebagai gambaran terkait yang dimaksud kultur perusahaan
Enola mencontohkan kultur Tokopedia, yakni 3 DNA. Kultur tersebut dibentuk sejak awal perusahaan berdiri oleh pendiri William Tanuwijaya dan co-founder Leontinus Alpha Edison.
Adapun kultur 3 DNA Tokopedia yakni: pertama, focus on consumer, yaitu fokus melayani konsumen dengan baik; kedua, growth mindset, yaitu mempelajari kultur dengan cara terkadang menjadi murid yang belajar hal-hal baru dan terkadang menjadi guru yang sharing; ketiga, make it happen, make it better, jangan takut mencoba hal baru, jalankan dulu, baru kemudian membuat hal tersebut lebih baik.
Lalu, bagaimana cara membentuk kultur perusahaan?
Enola menjelaskan, kultur bisa lahir dari keinginan pemilik bisnis soal cara karyawan berperilaku. “Kalau kamu punya karyawan untuk bantu mewujudkan goal, visi, misi perusahaan, kamu ingin employee seperti apa? Jawaban-jawaban itu adalah kultur perusahaan yang kamu inginkan dan kamu percaya kalau itu diaplikasikan ke seluruh employee, itu bisa membantu mempercepat business growth dan achieve visi misi,” jelas Enola.
Di samping itu, pendiri startup jangan cuma menginginkan karyawan melakukan kultur tersebut, tetapi justru harus menjadi contoh yang lebih dulu menjalankannya (buy in). Hal tersebut menjadi salah satu prinsip jitu untuk menginternalisasikan kultur perusahaan.
“Ada beberapa prinsip yang menurut aku jitu untuk internalize dan operating culture. Yang pertama top down, leader harus menjadi agent of change, harus buy in duluan. Ada teori yang menyatakan bahwa 40 persen keberhasilan culture karena leader-nya,” ujar Enola. Kemudian, prinsip yang kedua adalah fun theory. Para top leader harus mampu mendorong karyawannya berperilaku sesuai kultur dengan cara yang menyenangkan.
“Jadi karyawan enjoy, mau mengikuti dan tidak sadar behavior-nya sedang dibentuk.
Sementara itu, prinsip ketiga yakni continuously atau dilakukan terus menerus saat bekerja, kapan pun dan di mana pun, termasuk saat merekrut karyawan baru. Hal itu juga dilakukan oleh Tokopedia. “Di rekrutmen kami punya culture fit interview. Jadi kami titip ke para recruiter not only motivasinya. Technical skills tapi juga ada ceklis di culture fit interview. Jadi orang yang masuk ke Tokopedia warnanya udah sama, darahnya sudah 3 DNA (kultur Tokopedia), jadi kemungkinan ada friksi itu kecil dan akan lebih mudah adjust-nya,” tutur Enola.
Prinsip terakhir adalah culture measurement, salah satu caranya bisa dilakukan dengan memasukkan perilaku ke dalam penilaian kinerja. Di Tokopedia, penilaian kultur tidak hanya dilakukan oleh atasan, tetapi juga rekan kerja, bawahan, dan diri sendiri. Nilai-nilai tersebut kemudian dikombinasikan.